Dreamy Backpacker: Guangzhou: Beginilah Rejeki Anak Baik

11/06/12

Guangzhou: Beginilah Rejeki Anak Baik



 ----Singapura, Shenzhen, Guangzhou, Macau dan Hongkong : Part four --

Kalo mau ke Shenzhen dari Guangzhou, paling mudah pakai kereta. Aku, Niken and Rina naik kereta dari Stasiun kereta Shenzhen. Harga tiketnya 52 yuan,  bisa dibeli di loket yang ada di Stasiun dan kita harus menunjukkan paspor kita. Seperti transportasi umum yang lain, kereta juga sangat tepat waktu. Tapi jangan terlalu kuatir ketinggalan kereta, karena kereta menuju Guangzhou ada setiap 10 menit sekali. 

Butuh 1 jam lebih untuk menuju Guangzhou. Begitu melangkah satu langkah, angin mendesir. Dingin. Jauh lebih dingin dari pada Shenzhen. Rasanya ingin kembali ke dalam hangatnya kereta. 

Sesampainya di Guangzhou, kami langsung menuju pangkalan taksi. Tujuan pertama adalah apartemen pak Agato. Beliau adalah atasanku yang ditempatkan di Guangzhou. Kita dah diwanti-wanti buat berkunjung. 
Begitu masuk apartemen, rasanya langsung hangat. Kami disambut pembantunya dan disuguhi sarapan. Nasi goreng, telur goreng, bihun ayam dan teh sari wangi. Indonesia banget. Mantap. 

Setelah ngobrol sejenak, pak Agato menangkap tatapan nanar kami pada supermi yang ada di atas meja. 
"Kalian mau?"
"he..he...he mau pak", jawab kami malu - malu serempak.
Makan indomie di luar negeri itu rasanya luar biasa. 

Setelah bungkus indomie, kami diseret pak Agato ke Konjen dan diberi informasi tentang sistem kerja disini. Ketika ngobrol, keajaiban itu terjadi.

Konjen Indonesia di Guangzhou
"Kalian nginep dimana? udah ada tempat nginep?
"Belum pak, udah ada bayangan tapi belum pasti.", jawab kami sedih
"udah gak usah, tadi udah saya pesankan buat 2 malam di hotel deket sini." 
"heh.. wah makasih pak,". Dalam hatiku lonjak-lonjak kegirangan.
"trus kalian besok mau kemana?" tanya beliau lagi
"belum tau pak. kita kurang tahu apa yang bagus di sini."
"udah, ke Chimelong aja, Kayak dufan. Nanti tiketnya saya kasih. Trus kalian ke Hongkong juga kan? Saya udah telp yang disana buat kasih kalian penginapan."
Beginilah nasib anak baik.. Hotel 4 hari gratis, plus tiket maen gratis.. Yuhuuuuuu

Hari bersama pak Agato diakhiri dengan jamuan makan siang super lengkap. Terima kasih pak Agato. :)

Kamar hotelnya luas. 5 kali lebih luas dari pada hostel yang di Shenzhen. Guling-gulingan dah selesai, saatnya jelajahi Guangzhou dengan MRT.

Inilah tempat-tempat yang kami kunjungi:

Shangxia Jiu Lu Pedestrian Street  
1. Shangxia Jiu Lu Pedestrian Street.
disinilah pusat belanjanya Guangzhou. Luaaaaaaaaaaaaas. Disini juga banyak sate keringet. Sereeeeem.

2. Supermarket
Belanja bekal makanan. Yang menarik disini adalah tentang kantong plastik. Rata-rata pembeli bawa tas belanjanya sendiri, karena kalau minta plastik dari supermarket, kita dikenakan tambahan biaya 2 sen. Murah sih. Tapi ribet ama kembaliannya itu.













Guangzhou Tower




3.the Guangzhou TV Tower atau Canton Tower
Towernya penuh lampu – lampu. Inilah landmarknya Guangzhou. Ini adalah tower TV tertinggi di dunia. Sebenernya kita bisa naik ke atas tower dan menikmati indahnya kota dari ketinggian, tapi harga tiketnya yang gak nahan. Untuk naik ke lantai 84 kita harus bayar 150 yuan atau sekitar 210 ribu rupiah. Mahalnya… Cukuplah foto didepannya saja. Gratis 



Roller Coaster Maut
Hari ke dua di Guangzhou, kami, mirip anak TK,  seharian bersenang-senang di theme park berbekal tiket Chimelong gratisan. Ini adalah themepark yang kabarnya salah satu yang terluas. Dilihat dari peta, terdapat banyak wahana yang beragam mulai dari ecek- ecek sampai yang tingkatan pencabut nyawa. Yang paling menantang adalah roller coasternya. Ada 4 macem dengan kharakteristiknya masing-masing. Ada yang terjun bebas 90 derajat dari ketinggian level dunia 2 kali, yang satu tempat duduknya mirip motor. Yang ketiga roller coaster berdiri. Ketiganya bikin nyaliku ciut. Akhirnya aku memilih naik yang nomer 4. Tingkat kengeriannya satu level di atas dengan Halilintar di Dufan.  
“ayo, Rin.”
“Gak mau, aku gak bisa. Pusing.”
“Ayolah ce, ini pendek kok. Ini gampang. Liat tuh beda banget ama yang itu,” kataku sambil menunjuk roller coaster no.1.
Setelah merenung yang serasa berjam-jam, akhirnya dia mau.
Hop. Keretek keretek. Swing sweng swong swang swing..

Selesai naik ini, Rina seperti orang mabuk dan gak mau coba permainan lain. Bahkan komedi putar dan Niagara hanya aku dan Niken yang naik. Pelajaran setelah naik Niagara adalah jangan main air pada musim dingin. Hasilnya adalah kunjungan rutin ke toilet atau tepatnya pengering tangan yang ada di toilet.
“wah toiletnya bagus banget, bersih, luas. Ada wastafel dan pengering tangan di kamar mandi.”, ucapku dalam hati.
“dari mana aja Rum”, tanya Rina
“dari kamar mandi. Kan tadi kita masuk bareng. Emang kenapa?”
“kamar mandi yang mana? Kok tadi aku ama Niken gak liat.”, tanya Rina penasaran.
“Yang itu.”, pas nunjuk kamar mandinya, aku baru sadar kalo itu kamar mandi buat orang yang punya disabilitas. Glek. Pantes kamar mandinya guede.

Mulai dari pagi sampai jam 6 sore, kami mengeksplore Chimelong. Semua pertunjukan kami nikmati, hampir semua wahana kami sambangi. Terima kasih Guangzhou, besok kami akan bergerak ke Macau dan Hongkong.







Tengok juga yang ini ya..

4 komentar:

  1. kunjungan gan .,.
    Menjaga kepercayaan orang lain lebih penting daripada membangunnya.,.
    di tunggu kunjungan balik.na gan.,.

    BalasHapus
  2. Boleh tau nama hotel yang di guangzhou mbak ? berapa rate nya ? berapa jauh jarak hotel ke chimelong ? Thx sebelumnya..

    BalasHapus
  3. aq nginep di Parkview Square Hotel, alamatnya di 960 Jie Fang Bei Road, Yuexiu District, Guangzhou.

    http://www.parkviewsquarehotel.com/index.htm

    aq ngrasa g gitu jauh karena lokasi hotelnya deket bgt sama MRT. :)

    btw hotelnya deket bgt sama restoran arab plus banyak pedagang kebab turki yang berjualan... :)

    BalasHapus